Curhat Singkat: Kenapa Aku Pilih Wix untuk Toko Kecilku
Kalau ditanya kenapa aku pakai Wix, jawabannya sederhana: cepat, nggak bikin pusing, dan banyak template cakep yang enggak terasa ‘murahan’. Aku ingat pertama kali buka situsnya sambil setengah ngantuk malam-malam, dan dalam beberapa jam sudah ada homepage yang bisa dipamerin ke teman. Untuk usaha kecil seperti toko kue rumahan atau butik preloved, waktu dan anggaran itu mahal. Wix ngasih kompromi yang enak: hasil profesional tanpa harus jadi developer.
Hal Teknis tapi Penting — Struktur dan Navigasi (serius)
Pertama: jangan bikin pengunjung hunting. Struktur halaman itu segalanya. Di Wix, manfaatkan menu atas yang tetap (sticky) atau footer yang jelas. Taruh maksimal 5 item di navigation: Beranda, Produk/Layanan, Tentang, Testimoni, Kontak. Simple. Aku pernah lihat pemilik usaha yang menggabungkan 12 kategori di header—tekun tapi bikin pusing. Pengunjung kecil kemungkinannya scroll lama kalau mereka nggak tahu kemana harus klik.
Satu trik praktis: beri prioritas pada ‘tujuan utama’ website. Kalau tujuanmu jualan, tombol CTA (Call To Action) seperti “Beli Sekarang” atau “Pesan” harus kelihatan, kontras, dan muncul beberapa kali di halaman. Di Wix, gunakan tombol dengan warna yang menonjol dari palet utama. Jangan pakai warna yang sama dengan background. Percaya deh, perbedaan sedikit bisa meningkatkan klik.
Hack Cepat yang Sering Aku Pakai (santai)
Ada beberapa pekerjaan kecil yang selalu aku lakukan tiap kali merancang: pasang foto produk real, tambahkan testimoni dengan foto pelanggan, dan buat headline yang manusiawi. Foto produk pakai pencahayaan alami—jangan sok studio kalau belum bisa. Foto makanan ku, misalnya, aku ambil jam 10 pagi dekat jendela; hasilnya jauh lebih menggoda daripada lighting buatan.
Kalau kamu baru mulai, coba juga template yang mobile-first. Di pengalamanku, 60-70% pengunjung datang dari HP. Di editor Wix, selalu cek tampilan mobile dan rapikan padding serta ukuran tombol supaya jari orang nggak nyasar ke link lain. Ada plugin atau fitur di Wix yang bantu optimasi mobile—gunakan itu.
Oh iya, kalau butuh inspirasi desain atau tutorial khusus, aku sering nyasar ke wixwebwizard. Banyak trik sederhana yang bisa langsung dipraktekin tanpa kursus mahal.
UI: Warna, Tipografi, dan Detail Kecil (serius santai)
UI itu soal konsistensi. Punya satu font untuk heading, satu untuk body, dan jangan lebih dari tiga variasi. Aku sendiri pakai kombinasi serif untuk judul dan sans-serif untuk isi—terasa ramah tapi tetap rapi. Ukuran font jangan kejam; body text idealnya 16px ke atas supaya enak dibaca di layar kecil.
Warna brand juga penting. Pilih 2-3 warna utama dan beberapa warna netral. Jangan asal ngasal. Pernah lihat website dengan tujuh warna neon? Nggak enak. Untuk tombol CTA, pilih satu warna aksi yang kontras. Untuk aksesibilitas, cek rasio kontras teks dengan background; ini nggak cuma soal estetika, tapi juga kepedulian pada pengunjung yang butuh kontras tinggi.
UX: Perjalanan Pengguna Harus Ringan (relate)
UX itu cerita — bagaimana pengguna sampai ke tujuan mereka. Di toko online kecil, perjalanan ideal: lihat produk → baca detail singkat → klik beli → checkout mudah. Selama proses itu, kurangi gangguan. Jangan lempar pop-up di detik pertama. Biarkan pengunjung baca dulu, baru tawarkan newsletter dengan alasan yang masuk akal (diskon 10% untuk pembelian pertama, misalnya).
Checkout itu momen paling sensitif. Sering aku bantu klien dengan mengurangi field yang harus diisi: hanya nama, alamat pengiriman, metode pembayaran. Terlalu banyak form membuat orang kabur. Dan satu lagi: tambahkan estimasi ongkir atau link ke kalkulator ongkir. Hal kecil ini sering jadi penentu apakah calon pembeli jadi benar-benar bayar atau menutup tab.
Penutup: Mulai dari Satu Hal Kecil
Kalau kamu barusan capek mikirin website sempurna, santai. Mulai dari satu perubahan kecil: perbaiki CTA-mu, pasang foto nyata, atau rapikan menu. Di Wix, semua itu bisa dicoba, di-undo, dan diubah lagi tanpa drama besar. Desain web buat usaha kecil bukan soal jadi agen kreatif kelas dunia. Ini soal membuat pengunjung merasa nyaman cukup lama untuk klik “beli” atau “kontak”. Lakukan sedikit demi sedikit. Nanti, lama-lama, hasilnya kumpul jadi banyak. Kalau mau curhat soal layout atau butuh second opinion, aku senang diajak ngopi—walau cuma lewat chat.